Mataram (NTBOne) – Bicara Nusa Tenggara Barat tidak berbeda dengan membicarakan potensi sektor pariwisata. Kekayaan warisan budaya dan pesona keindahan alam yang dimiliki merupakan anugerah yang perlu terus dijaga dan dikembangkan dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat. Terlebih dengan telah ditetapkannya NTB sebagai “Bali Baru” atau destinasi wisata utama serta adanya pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
Bank Indonesia sebagai bank sentral terus berupaya memberikan advisory terbaik kepada pemerintah daerah dalam rangka mendukung seluruh visi misi yang telah dicanangkan terutama terkait peningkatan kesejahteraan masyarakat, mengurangi pengangguran dan penciptaan lapangan kerja. Melalui asesmen yang dilakukan terhadap segala aspek, Bank Indonesia menyampaikan bahwa industrialisasi merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan termasuk melalui pengembangan industri busana (fesyen).
Industri fesyen sebenarnya bukan hal baru bagi masyarakat NTB. Sejak ratusan tahun silam nenek moyang kita telah mewariskan budaya menenun yang merupakan cikal bakal pengembangan industri fesyen. Namun demikian, sangat disayangkan dimana produk yang dihasilkan oleh masyarakat masih terfokus pada lembaran kain tenun/songket saja, belum terlalu banyak pengrajin yang cukup berani melakukan pengembangan produk turunan yang mampu memberikan nilai tambah produk, seperti busana ready to wear.
Melihat kondisi tersebut, Bank Indonesia berkomitmen mendukung pengembangan industri fesyen di NTB mulai dari hulu hingga ke hilir, diantaranya: pertama, melakukan pembinaan kepada pengrajin tenun supaya mampu memproduksi kain tenun yang berkualitas dan terjangkau; kedua, melakukan pembinaan kepada pengrajin busana/penjahit supaya mampu memproduksi busana secara rapi; ketiga, melakukan pembinaan kepada perancang busana/ desainer supaya mampu berkreasi menghasilkan karya desain busana yang diminati.
Tidak berhenti disitu saja, Bank Indonesia menyelenggarakan program Fashion Model Incubator (FMI) 2019 selama tiga hari, yaitu pada 29 November hingga 1 Desember 2019 dengan tujuan melahirkan model lokal profesional yang merupakan bagian penting dalam upaya promosi produk busana karya desainer lokal NTB
Pada acara acara pembukaan program Fashion Model Incubator (FMI) yang diselenggarakan Jumat (29/11), turut dihadiri oleh Deputi Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Wahyu Ari Wibowo, dan Kepala Dinas Koperasi UMKM NTB, Lalu Saswadi, dan Chicko Bahtiar sebagai narasumber.
Dalam sambutannya, Wahyu menyampaikan jumlah pendaftar program tersebut mencapai lebih dari 100 orang, di mana hanya dipilih 14 orang peserta, sehingga diharapkan seluruh peserta program yang terpilih dapat mengikuti seluruh rangkaian pelatihan secara serius dan komitmen. Selain itu, diharapkan peserta memiliki kepedulian untuk turut serta mendukung upaya pengembangan industri fesyen di NTB, melalui berbagai kegiatan promosi yang dilakukan.
Sejalan dengan Wahyu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM NTB, Lalu Saswadi menyampaikan bahwa penyiapan sumber daya manusia yang berkompeten memang sangat diperlukan sebagai bentuk persiapan menghadapi persaingan global yang semakin ketat, termasuk penyiapan talent model catwalk profesional yang sangat berperan penting dalam upaya promosi pariwisata NTB. (Din)