Dompu, ntbone – Warga Desa Daha dan Desa Hu’u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, akhirnya sepakat berdamai setelah beberapa hari terakhir terjadi konflik antara pemuda dari dua desa tersebut.
Dua desa tersebut berdamai dan lebih fokus pada aktivitas produktif yang lebih pada mengembangan sumber daya manusia dalam merencanakan sesuatu yang baik. Upaya tersebut tentunya harus dimulai dengan memusyarahkan dan mendiskusikan.
Oleh sebab itu, Karang Taruna Desa Daha dan Desa Hu’u memulainya dengan membangun Focus Discussion Grup (FGD) dengan bertemakan “Meningkatkan Sumber Daya Manusia dan Peran Pemuda Dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Kerakyatan”.
Kegiatan yang digagas dalam rangka meningkatkan baik sumber daya manusia maupun ekonomi kerakyatan tersebut diawali dari Desa Daha, pada 8 Oktober 2022.
Ketua Karang Taruna Desa Daha Irwan mengatakan bahwa segala persoalan berawal dari minimnya aktivitas positif, kurangnya kegiatan yang dapat menumbuh kembangkan ekonomi dan buntunya komunikasi antara satu dengan yang lain.
“Jadi kami menilai kegiatan ini sangat penting dimulai dari sekarang,” katanya.
Dalam diskusi tersebut, pemateri dari pengurus Serikat Tani Nelayan Dompu-NTB, Irfan menjelaskan tentang korelasinya kaum muda dengan sektor pertanian dan perikanan adalah menjadi hal yang penting.
Sebab berkurangnya regenerasi petani dari kaum muda milenial, serta sumber daya manusia yang minim terhadap petani saat ini menjadi catatan penting untuk melibatkan diri sebagai petani milenial yang akan mengenalkan pertanian modern dan mengolah hasil pertanian menjadi lebih berkualitas.
Begitupun juga FGD di kantor Desa Hu’u, anak muda milenial cukup antusias mendiskusikan tema yang ada. Salah satunya mengembangkan hasil olahan di sektor perikanan dan kelautan.
“Hanya saja kami sulit mengakses modal dan pasar yang jelas untuk mengembangkan sektor tersebut,” tutur salah satu peserta diskusi.
Setelah kegiatan FGD Karang Taruna berakhir dilanjutkan dengan FGD bersama pengurus Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Lakey dan perwakilan kelompok petani dan nelayan di Desa Hu’u. Dalam diskusi tersebut disertai pembagian pupuk organik dan sembako.
Mereka juga mengeluhkan minimnya perhatian pemerintah daerah baik dari Bupati Dompu, maupun Gubernur NTB, dalam hal mengembangkan sumber daya manusia di berbagai sektor.
“Kami kurang diperhatikan, setidaknya kami di berikan pelatihan dan pendampingan guna meningkatkan sumber daya manusia yang ada,” keluh anggota Pokdarwis Lakey.
“Dampak kebijakan pemerintah kenaikan harga BBM dan pengurangan subsidi pupuk tentu sangat berdampak disemua kalangan. Maka dari itu perhatian penuh dari pemerintah daerah sangat penting,” tutup Ketua STN Dompu. (Din)