Mataram, ntbone – Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Turki, khususnya selama kepemimpinan Lalu Muhammad Iqbal sebagai Duta Besar RI untuk Turki (2019-2023), telah mencuri perhatian publik.
Keduanya merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, sehingga potensi kerja sama di berbagai bidang, termasuk ekonomi, sangatlah besar.
NTB, sebagai salah satu provinsi di Indonesia dengan potensi sumber daya alam dan budaya yang kaya, diharapkan dapat mengambil manfaat dari hubungan bilateral yang erat ini.
Namun, data yang ada menunjukkan bahwa potensi perdagangan antara NTB dan Turki belum terealisasi secara optimal.
Kendala Logistik dan Minimnya Kerja Sama Konkret
Salah satu kendala utama yang dihadapi adalah kompleksitas logistik dalam mengirimkan produk dari NTB ke Turki.
Ketiadaan Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) antara kedua negara juga menjadi penghalang besar bagi peningkatan volume perdagangan.
Meskipun telah dilakukan beberapa pertemuan bisnis dan pameran produk kerajinan NTB di Turki, seperti Craft Istanbul, belum ada peningkatan signifikan dalam nilai ekspor dari NTB ke negara tersebut.
Sebaliknya, nilai impor NTB dari Turki justru mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Peran Dubes Iqbal dan Harapan Masyarakat NTB
Lalu Muhammad Iqbal, yang kini mencalonkan diri sebagai Gubernur NTB, diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih besar dalam meningkatkan kerja sama ekonomi antara NTB dan Turki.
Masyarakat NTB menaruh harapan besar pada sosok yang pernah menjabat sebagai Duta Besar ini untuk dapat membuka peluang pasar yang lebih luas bagi produk-produk lokal.
Namun, hingga saat ini, belum terlihat dampak yang signifikan dari kepemimpinan Iqbal sebagai Dubes terhadap peningkatan ekspor produk NTB ke Turki.
Hal itu menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas upaya yang telah dilakukan selama ini. (Din)