Lombok Barat, ntbone – Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F Haryn, didampingi oleh Senior Vice President Corporate Communication BCA Susanti Nurmalawati dan Kepala KCU BCA Cakranegara Indrawanto Sahama, melakukan penanaman 1.000 batang bibit durian Musang King di Gunung Sasak, Desa Babussalam, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, NTB.
Kegiatan penghijauan sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) BCA tersebut dihadiri oleh Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB Julmansyah.
“Kami menginisiasi penanaman pohon di wilayah Gunung Sasak dengan maksud mendukung konservasi kawasan pegunungan Sasak sebagai habitat pendukung utama kehidupan di wilayah sekitar yang pada akhirnya dapat memberi dampak signifikan terhadap pengurangan emisi karbon, pemulihan alam, serta pengaturan iklim,” kata Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F Haryn.
BCA, kata dia, melihat banyak potensi manfaat yang dapat timbul dari penanaman bibit pohon ini. Khusus Penanaman 1.000 pohon durian di kawasan Gunung Sasak Lombok Barat. Diharapkan dapat menuai dua manfaat, antara lain:
1. Manfaat Ekologis
Menurut sumber informasi dari Direktorat Jenderal Holtikultura Kementerian Pertanian, setiap pohon durian pada usia tanam 20 tahun memiliki potensi menyerap karbonhingga 1,42 ton CO2 ekuivalen/tahun. Oleh karena itu, dengan 1.000 pohon durian, BCA berharap potensi pengurangan emisi karbon dapat mencapai 1.420 ton CO2 ekuivalen/tahun.
2. Manfaat Ekonomis
Pada usia kurang dari 8 tahun sampai dengan usia 20 tahun biasanya pohon durian mulai menghasilkan buah. Harapan BCA dari 1.000 bibit pohon yang ditanam akan mampu menghasilkan buah, baik untuk dikonsumsi sendiri maupun dijual sebagian, sebagai tambahan pendapatan sehari-hari masyarakat, di mana saat panen diperkirakan bisa menghasilkan rata-rata Rp 1-2 juta/pohon.
Penanaman pohon bersama kelompok tani Wana Sasak Lestari tersebut, juga dilakukan sebagai bagian dari gerakan “BCA Go Bi6 5tep,” yaitu inisiasi menanam 18 ribu pohon di sejumlah lokasi di Tanah Air dalam rangka mewujudkan lingkungan yang hijau dan mendukung net zero emission.
“BCA berharap melalui adanya program penanaman pohon ini akan mendukung pengaturan iklim pada skala lokal, pengurangan bencana dan resiko, perlindungan dan pemulihan alam, berkontribusi untuk kesejahteraan kelompok penanam, serta employee engagement BCA dan grup,” ujar Hera.
Sementara itu, Kepala LHK NTB Julmansyah mengatakan pihaknya siap menjadikan Gunung Sasak sebagai kawasan wisata durian.
“Jadi nanti di sini (Gunung Sasak) bisa jadi kawasam wisata durian ke depannya, kalau mau makan durian tidak hanya ke Lombok Utara, tapi ada yang lebih dekat lagi,” katanya.
Dalam 20 tahun yang akan datang, menurut dia, pohon durian tersebut telah bisa dipanen dan bisa memberi dampak bagi perekonomian masyarakat seempat.
Julmansyah menyebutkan kawasan hutan Gunung Sasak selluas 499 hektare tersebut telah dikelola oleh lima kelompok masyarakat dengan skema perhutanan sosial. Namun, sisa 10 hektare di kawasan itu juga merupakan lapangan tembak, sehingga tidak bisa dikelola oleh masyarakat.
Untuk sampai ke tahap menjadi kawasan wisata durian, memerlukan proses yang cukup lama. Namun yang patut disyukuri, kata dia, saat ini ekosistem kawasan Gunung Sasak sudah kembali baik. Bahkan, banyak sumber mata air yang disebutnya mulai bermunculan.
“Memang ada proses yang panjang, yang kemudian jika masyarakat diberikan hak pengelolaan, terbukti di Gunung Sasak, mereka bisa mengelola hutan,” terangnya.
Dia menambahkan pengembangan Gunung Sasak sebagai kawasan wisata akan mengusung konsep eco tourism, di mana nantinya aktor dalam seluruh elemen wisata eco tourism adalah masyarakat setempat.
Warga lokal bisa menjadi pemandu wisata, pengelola home stay (rumah penginapan) dan yang lainnya. Sebab, dengan mulai ditanamnya 1.000 bibit pohon durian, nantinya akan bisa ditawarkan menjadi paket wisata.
“Bagaimana sensasi kita makan durian, atau menunggu durian jatuh kan sebenarnya satu paket khusus. Oleh karena itu pendekatannya mesti eco tourism,” kata Julmansyah.
Sementara itu, Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid mengatakan, dulunya Gunung Sasak merupakan kawasan yang kering hingga akhirnya masyarakat didorong untuk melakukan penanaman.
“Kita bantu dulu awalnya bibit kemiri, alhamdulillah sekarang ekosistemnya sudah kembali stabil. Cuma memang penting untuk kita jaga dan penting untuk kita menambah lagi penanaman pohon untuk semua jenis. Dan hari ini menanam 1.000 bibit durian dari BCA,” pungkasnya. (Ida)