Mataram, ntbone – MyNyale sebagai merek kolektif yang menjadi pelopor praktik berkelanjutan ikut serta dalam Trade Expo Indonesia (TEI) di BSD City, Jakarta, pada 18 Oktober 2023.
MyNyale adalah merek kolektif pertama di Lombok yang didedikasikan untuk mendukung usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di sektor
agrifood, tekstil dan perhiasan.
Misi MyNyale adalah untuk mempromosikan praktik-praktik
berkelanjutan dari UMKM Lombok sambil menampilkan produk-produk unik yang mencerminkan budaya dan sumber daya alam Lombok.
Partisipasi MyNyale dalam TEI merupakan tonggak penting yang menunjukkan komitmennya terhadap pemasaran kolektif untuk UMKM Lombok.
Inisiatif ini merupakan bagian dari proyek peningkatan dan modernisasi industri UNIDO (United Nations Industrial Development Organization) di bawah Program Bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ASSIST (Accelerating SDGs Investment
in Indonesia).
Partisipasi MyNyale ini juga didukung oleh Kementerian Koperasi dan UKM dan
Kementerian Perdagangan, yang merupakan upaya kolaboratif antara Pemerintah Indonesia dan UNIDO untuk meningkatkan penjualan dan ketahanan ekonomi UMKM lokal dengan tetap
mempertahankan praktik-praktik yang bertanggung jawab untuk mendukung pembangunan industri yang berkelanjutan.
Inspirasi nama MyNyale diambil dari cerita rakyat Lombok – kisah legenda Putri Mandalika, yang memadukan tradisi dan modernitas dengan penekanan kuat pada keberlanjutan.
Di sektor perhiasan, MyNyale menawarkan koleksi perhiasan yang dibuat melalui kolaborasi dengan pengrajin lokal.
Dibuat dengan menggunakan bahan-bahan seperti cangkang/kulit kerang mutiara yang didaur ulang, mutiara Laut Selatan yang bersumber secara lokal, daur ulang logam, dan batu permata, koleksi perhiasan ini bertujuan untuk meminimalkan jejak ekologi dan berkontribusi pada ekonomi sirkular.
Di sektor tekstil, MyNyale menghadirkan rangkaian produk tenun yang berakar pada budaya Lombok, semuanya dibuat secara manual menggunakan bahan-bahan alami yang ramah lingkungan, dengan fokus untuk mendukung usaha-usaha yang dipimpin oleh kaum muda dan perempuan.
Di sektor agrifood, merek ini menganut praktik pertanian berkelanjutan dan mempromosikan produk organik dengan meminimalisir penggunaan bahan kimia serta mendukung masyarakat pedesaan dan melestarikan metode pertanian tradisional.
Lilik Triyanto, National Agrifood Value Chain Specialist UNIDO yang berada dilokasi menyebutkan bahwa banyak pengunjung yang terdiri dari pengusaha, wirausahawan, dan eksportir mengunjungi stan MyNyale.
Mereka menunjukkan ketertarikannya untuk mendiskusikan potensi kolaborasi, terutama terkait produk-produk seperti makanan, tekstil, dan perhiasan yang dapat ditargetkan untuk pasar ekspor.
“Salah satu pengusaha dari Chili sangat terkesan dengan produk MyNyale, terutama tekstil tenun yang dibuat dari serat eceng gondok. Dia menunjukkan antusiasme yang tinggi ketika dia bertanya tentang proses produksi dan meminta video yang menunjukkan cara pembuatannya. Jelas sekali bahwa mereka sangat tertarik dengan produk kami,” katanya.
Kehadiran MyNyale di TEI membawa perspektif baru bagi produk-produk buatan lokal Lombok dengan menerapkan praktik-praktik pengembangan produk berkelanjutan yang diakui secara internasional untuk direplikasi di seluruh Indonesia. (Din)