Mataram, ntbone – PLN Unit Pelaksana Pembangkitan (UPK) Tambora, NTB, mendukung pengembangan bisnis usaha kecil dan mikro kecil (UMKM) dalam pemanfaatan abu sisa pembakaran batu bara atau fly ash dan bottom ash (FABA).
Salah satu program yang diluncurkan untuk pengembangan UMKM adalah Small Medium Enterprise Development (SMED) yang merupakan salah satu kategori program dari Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PLN.
Salah satunya dengan menggandeng UMKM lokal, yaitu Al Ahza, di Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat.
Pemilik UMKM Al Ahza, Karya Bangun menjelaskan program yang digagas PLN sangat bermanfaat untuk masyarakat di lingkar PLTU. Bangun merasa terbantu dengan mesin produksi pengolah FABA yang dipercaya dapat meningkatkan perekonomian di Sumbawa Barat.
“Jumlah produksi harian FABA yang kami hasilkan untuk batako saat ini mencapai 2.000 pcs/hari dan paving sebanyak 7.000 pcs/hari dengan potensi pemanfaatan FABA hingga 10 ton/hari.” kata Bangun.
Ia juga menjelaskan terhitung sejak diberikan bantuan mesin produksi tersebut hingga Agustus 2022, pihaknya mampu memperoleh keuntungan sebesar 345,5 juta.
Bangun pun juga mengungkapkan total pemanfaatan FABA yang telah diproduksi sejak Januari 2022 hingga Agustus 2022 mencapai 598,903 ton.
Sementara itu, Manager PLN UPK Tambora, Wayan Budi Laksana menjelaskan FABA yang dihasilkan oleh PLTU Sumbawa Barat berkapasitas 2×7 MW saat ini cukup banyak.
Stok FABA yang tersimpan lsemakin bertambah sementara pemanfaatan FABA yang ada belum dapat dimanfaatkan secara masif. Hal inilah yang menjadi dasar kajian terkait potensi pemanfaatan FABA sebagai substitusi bahan baku pembuatan paving blok.
“Pemilihan UMKM yang kita gandeng harus juga memberikan manfaat atau timbal balik bagi perusahaan. Kami bersyukur dapat berkolaborasi memberikan bantuan mesin cetak paving block dan batako untuk UMKM lokal,” jelas Wayan.
Wayan juga menyebutkan sebelumnya PLN telah menandatangani Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa Barat tentang Pemanfaatan FABA PLTU Batu Bara dengan Pola Kemitraan Industri Kecil dan Menengah.
Hal ini tentunya dapat menjadi landasan dalam meningkatkan sirkular ekonomi UMKM yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat.
“Salah satu prioritas dari PLTU Sumbawa Barat yaitu pemanfaatan FABA dapat terserap 50 persen dari produksi tahun 2022. Sampai dengan Agustus 2022 total produksi FABA mencapai 3131,025 ton. Adapun timbal balik bagi perusahaan di antaranya memberikan citra positif melalui pendekatan yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial melalui program pemanfaatan FABA.” tambah Wayan.
Selain itu, Wayan juga berharap program ini dapat mempererat hubungan antara perusahaan, stakeholder dan masyarakat sekitar, serta menumbuhkan rasa kepedulian karyawan terhadap kondisi sosial masyarakat.
Program SMED ini diharapkan dapat meminimalisir jumlah timbunan FABA PLTU Sumbawa dan ikut berperan serta dalam memajukan sektor perekonomian di NTB khususnya di bidang bahan bangunan.
Selain itu, kualitas SDM di NTB di bidang ilmu pengetahuan dan pemanfaatan teknologi diharapkan juga dapat meningkat serta efisiensi biaya produksi batako & paving block sehingga keuntungan yang diterima pelaku UMKM dapat meningkat secara signifikan. (Din)