Mataram, ntbone – Banyak pengendara tak menyadari bahwa refleks spontan saat terjatuh dari motor justru dapat memperparah cedera. Fenomena ini kembali disorot Astra Motor NTB melalui kampanye edukasi keselamatan berkendara, menyusul tingginya kasus kecelakaan kecil yang berujung luka serius akibat respon tubuh yang keliru.
Tidak sedikit pengendara yang, saat panik, justru memegang erat setang motor atau mencoba menahan tubuh dengan tangan. Padahal, tindakan tersebut dapat menyebabkan cedera pergelangan, bahu, hingga patah tulang. Kondisi itu pula yang menjadi perhatian Astra Motor NTB dalam berbagai program safety riding.
Corporate Communication Astra Motor NTB, Deasy Natalia, mengatakan pihaknya terus mendorong edukasi keselamatan berkendara yang benar dan mudah dipahami masyarakat.
“Banyak orang mengira refleks spontan itu aman, padahal salah gerak sedikit saja bisa bikin cedera semakin parah. Karena itu kami mengajak semua pengendara memahami urutan aman ketika mengalami insiden kecil di jalan,” ujarnya.
Edukasi ini disampaikan Astra Motor NTB untuk membantu masyarakat meminimalkan risiko ketika terjatuh dari motor. Langkah-langkah ini disusun berdasarkan prinsip pengamanan tubuh saat menerima benturan.
Menurut Deasy, langkah pertama yang harus dilakukan adalah melepaskan genggaman pada setang motor.
“Begitu motor mulai tak terkendali dan kemungkinan jatuh semakin besar, lepaskan setang. Banyak orang justru semakin kuat memegangnya dan akhirnya terseret,” jelasnya.
Setelah itu, pengendara disarankan membuang badan ke arah kiri agar menjauh dari jalur kendaraan lain dan mengurangi risiko tertabrak.
“Miringkan tubuh ke kiri, itu lebih aman untuk menghindari benturan lanjutan dari arah belakang,” kata Deasy.
Langkah berikutnya yaitu menyilangkan tangan di dada. Posisi ini membantu melindungi tulang rusuk serta meminimalkan cedera pada organ vital.
“Jangan sodorkan tangan ke depan untuk menahan tubuh. Itu justru bisa membuat pergelangan dan lengan patah,” tambahnya.
Saat tubuh berhenti bergerak, pengendara diminta tidak langsung berdiri. Evaluasi kondisi tubuh terlebih dahulu, termasuk napas dan kemampuan menggerakkan anggota tubuh.
“Kalau kamu merasa stabil, baru bangun pelan-pelan. Setelah itu matikan motor dan geser ke lokasi aman,” tutur Deasy.
Astra Motor NTB menilai edukasi keselamatan harus disampaikan dengan cara yang mudah dicerna, mengingat sebagian pengendara, terutama anak muda, ebih responsif terhadap pesan yang sederhana dan langsung pada inti masalah.
“Kami ingin edukasi keselamatan itu tidak kaku. Yang penting masyarakat tahu apa yang harus dilakukan saat keadaan darurat, dan bisa mempraktikkannya,” ungkap Deasy.
Ia menambahkan bahwa sebagian besar insiden kecil sebenarnya dapat diatasi tanpa cedera serius jika pengendara mengetahui prosedur yang tepat.
Oleh karena itu, kampanye keselamatan berkendara menjadi prioritas dalam setiap aktivitas Astra Motor NTB di komunitas, sekolah, dan ruang publik.
Kesadaran Pengendara Jadi Kunci
Kecelakaan kecil sering kali dianggap sepele, padahal dalam banyak kasus justru terjadi karena kelalaian dan refleks yang tidak tepat. Astra Motor NTB berharap edukasi yang disampaikan dapat membantu masyarakat lebih siap menghadapi kondisi tak terduga di jalan.
Deasy juga membuka ruang bagi masyarakat untuk berbagi pengalaman atau tips terkait keselamatan berkendara.
“Kalau teman-teman punya pengalaman atau tips lain, boleh banget disampaikan. Sharing seperti itu penting untuk saling mengingatkan,” ujarnya.
Dengan tingginya mobilitas harian masyarakat di Mataram dan seluruh NTB, pemahaman tentang teknik jatuh aman diharapkan dapat menjadi bekal penting bagi setiap pengendara.
Edukasi sederhana ini tidak hanya melindungi diri, tetapi juga membantu mengurangi potensi cedera serius yang sering kali terjadi akibat kesalahan refleks.









