Mataram, ntbone – Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) NTB menyediakan sebanyak 32.000 ton untuk menjaga kestabilan harga melalui program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) tahun 2022.
Pimpinan Wilayah Bulog NTB Abdul Muis Sayyed Ali, di Mataram, menyebutkan dari total 32 ribu ton beras program KPSH yang disiapkan, sebanyak 25 ribu ton atau sebesar 76 persen sudah disalurkan sejak Januari hingga minggu ke-3 September 2022.
“Sebanyak 25 ribu ton yang sudah terealisasi di NTB, merupakan bagian dari 650 ribu ton beras program KPSH yang digelontorkan Bulog di seluruh Indonesia, terhitung dari awal tahun hingga minggu ke-3 September 2022,” jelasnya.
Dia mengatakan penyaluran beras program KPSH dilakukan melalui seluruh lini penjualan, seperti operasi pasar, pedagang di pasar tradisional, kios-kios di perkampungan penduduk, dan rumah pangan kita (RPK) yang dikelola oleh mitra Bulog NTB.
Abdul menambahkan kegiatan operasi pasar murah kebutuhan pokok tersebut dilakukan bekerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota. Lokasi pasar murah dipusatkan di kantor lurah dan kantor desa atau di lapangan terbuka yang ada di kelurahan dan desa sehingga mudah dijangkau masyarakat.
“Warga bisa membeli berbagai kebutuhan pokok dengan harga terjangkau. Khusus untuk beras KPSH dijual dengan harga eceran tertinggi (HET), yakni sebesar Rp9.450 per kilogram,” terangnya.
Menurut dia, program KPSH di NTB sudah berjalan sesuai instruksi Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso yang meminta agar seluruh jajaran memasifkan program yang dilakukan setiap tahun itu benar-benar efektif dalam mencegah gejolak harga di tingkat konsumen.
“Program KPSH di NTB, melalui operasi pasar murah masih terus berjalan di 10 kabupaten/kota, baik di Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa. Kegiatan terus berjalan dan dilakukan di setiap kecamatan,” ucap Abdul.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso melalui keterangan resmi menjelaskan kegiatan operasi pasar atau program KPSH yang dilakukan sepanjang tahun oleh Bulog terbukti efektif menjaga stabilitas harga beras di tingkat konsumen.
Kegiatan tersebut juga merupakan realisasi dari tiga pilar ketahanan pangan yang ditugaskan kepada Bulog, yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan stabilitas.
“Yang menjadi fokus kami saat ini adalah stabilitas harga beras di masyarakat, untuk itu kami akan upayakan semaksimal mungkin pelaksanaan program stabilisasi tersebut tanpa ada unsur kepentingan apapun kecuali kepentingan rakyat, terlebih di tengah situasi seperti sekarang,” jelasnya.
Budi Waseso juga menjelaskan bahwa Bulog akan menggunakan seluruh instrumen yang ada untuk menjamin ketersediaan pangan ini. Selain memiliki jaringan infrastruktur kantor dan gudang yang tersebar sampe pelosok Tanah Air, Bulog sendiri juga sudah memiliki gudang retail modern sebagai pusat distribusi serta penjualan secara retail.
“Kami pastikan juga bahwa seluruh jaringan yang bekerjasama dengan Perum Bulog sudah menyediakan kebutuhan beras di tingkat lokal baik secara offline maupun online, juga outlet-outlet binaan Perum Bulog seperti RPK yang tersebar di seluruh Indonesia, serta jaringan retail modern yang ada,” pungkas Budi Waseso. (Din)